Apa yang menarik dan unik dengan Kepulauan Riau?
Kondisi geografis Kepri bisa dikatakan unik. Luas seluruh wilayah sedikitnya mencapai 101.000 kilometer persegi. Dalam wilayah itu terdapat 513 buah pulau besar dan kecil. Pulau yang dihuni baru 135 buah. Seluruh pulau tersebar di perairan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Untuk menghitung pulau sebanyak itu, konon diperlukan lada sebanyak segantang. Karena itulah Kepri mendapat julukan "bumi segantang lada".
Luas lautan Kepri sekitar 95 persen dari seluruh luas wilayah. Berarti daerah ini memiliki potensi kekayaan laut sebagai aset yang dapat diandalkan. Namun sayangnya, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Dari lapangan usaha pertanian-yang di dalamnya termasuk usaha di bidang perikanan-kontribusi yang diberikan pada seluruh kegiatan ekonomi kabupaten pada tahun 2000 hanya 7,95% atau Rp 141,6 milyar. Jika dibandingkan dengan kontribusi dari delapan kegiatan usaha lain, bidang usaha ini menempati posisi kelima.
Di samping perikanan, agrobisnis juga memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi investasi yang menguntungkan. Di Kabupaten Lingga, misalnya, tersedia lahan 2.000 hektar untuk peternakan sapi. Selain itu juga tersedia 2.000 hektar untuk pengembangan buah-buahan dan 20 hektar untuk sayur-sayuran.
Kepri termasuk wilayah yang kaya akan sumber daya tambang. Dalam perut buminya, tersimpan bauksit dan granit. Hasil penambangan bauksit yang dilakukan oleh PT Aneka Tambang, diekspor sekitar 1,3 ton dengan nilai 13,7 juta dollar AS. Dulu, PT Timah Tbk menambang timah di Kecamatan Singkep. Kerpi juga memberikan andil terbesar bagi reklamasi pantai Singapore dengan ekspor pasir darat dan pasir lautnya. Sama seperti perikanan, potensi pertambangan yang ada belum termanfaatkan. Secara keseluruhan usaha pertambangan dan penggalian, khususnya penggalian pasir darat yang dikelola oleh 35 perusahaan, menghasilkan sekitar Rp 192 milyar.
Penggerak roda ekonomi Kabupaten Kepri adalah usaha di bidang industri pengolahan. Kegiatan usaha ini menghasilkan sedikitnya Rp 460 milyar. Nilai yang diperoleh ini memberikan sumbangan tidak kurang dari 25,8 persen bagi seluruh kegiatan ekonomi di tahun 2000 yang berjumlah sekitar Rp 1,8 trilyun.
Kawasan Industri Lobam di Pulau Bintan telah menyerap 34 unit usaha dengan 11.000 tenaga kerja. Di pulau seluas 2.185,6 kilometer persegi telah dicadangkan lahan industri seluas 4.000 hektar. Meskipun lahan yang telah dibebaskan 96,2 persen, namun baru 300 hektar yang dimanfaatkan untuk 18 industri elektronik, 14 industri garmen, dan dua aneka industri. Kawasan Industri Lobam merupakan salah satu wujud dari kerja sama ekonomi terpadu Sijori (Singapura, Johor dan Riau) yang dijalin antara Indonesia (Riau) dengan negara tetangga, yakni Singapura dan Malaysia (Johor).
Sampai tahun 2000, di Kabupaten Kepri terdapat 67 perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri dengan nilai investasi (yang ditanam) sekitar Rp 4,9 trilyun. Bidang usaha perusahaan ini antara lain industi pengolahan hasil perkebunan karet, industri konveksi, dan industri bunga imitasi. Seluruh perusahaan ini menyerap 59.716 tenaga kerja negeri sendiri dan 311 tenaga kerja asing.
Sementara dari 93 perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) diperoleh investasi 2,3 juta dollar AS. Perusahaan PMA itu antara lain bergerak di bidang usaha industri kayu dan plywood, industri pakaian jadi, industri komponen elektronik, serta industri barang dari semen untuk konstruksi. Sebanyak 37.000 pekerja dalam negeri dan sekitar 1.000 tenaga kerja asing terserap dalam perusahaan ini.
Selain kerja sama mengelola Kawasan Industri Lobam tersebut, bentuk kerja sama yang lain adalah mengelola Kawasan Pariwisata Terpadu di Bintan Utara. daerah wisata itu dikenal dengan nama Kawasan Wisata Lagoi dengan luas areal 23.000 hektar. Dari sekitar 87 persen lahan yang telah siap dimanfaatkan, saat ini pada lahan seluas 3.000 hektar berdiri tujuh hotel bertaraf internasional, berikut empat lapangan golf. Dua lapangan golf memiliki 36 hole, sisanya 18 hole. Seluruh lapangan golf di tempat ini merupakan hasil rancangan bintang golf dunia, antara lain Jack Nicklaus.
Lagoi yang diresmikan 18 Juni 1996 oleh Presiden Soeharto bersama dengan PM Singapura Goh Chok Tong, diklaim mampu menjaring 40.000 wisatawan mancanegara setiap bulan. Terbanyak dari Singapura. Dengan menggunakan feri, jarak 45 kilometer yang memisahkan kedua daerah ini dapat ditempuh dalam waktu 45 menit.
Pesona lapangan golf dan keindahan pasir putih pantai Lagoi yang mengundang wisatawan mancanegara memberikan tambahan pendapatan bagi kas Kepri sedikitnya Rp 24 milyar setahun. Sayangnya lokasi wisata ini hanya ditujukan bagi kalangan berduit. Biaya wisata semuanya bertarif dollar, baik dollar Singapura maupun dollar AS. Tarif itu tentu tidak terjangkau oleh penduduk Pulau Bintan sendiri. Alhasil, penduduk Bintan bagaikan orang asing di rumah sendiri. Mereka tidak bisa menikmati keindahan alam berupa bentangan pasir putih di sepanjang pantai yang menghadap ke Laut Cina Selatan itu. (Sumber: Kompas Cyber Media, 2002).
No comments:
Post a Comment